07 September 2010

lady in waiting #2

Mari melangkah ke next chapter of this book, dan kali ini judulnya adalah wanita yang murni.
Kita hidup dalam satu masa dimana ketidakmurnian seksual begitu terang-terangan. Dan jelas dari judul chapter ini, sangat dapat bisa disimpulkan kalo ini adalah tentang itu, virginity, dan sejenisnya.

Ya, silahkan bilang saya kuno, atau apapun. Tapi gwe sangat enggak setuju sama yang namanya freesex, or whatever you named it, gwe pernah beradu pendapat sama temen kampus gwe tentang ini. Dan dia ngotot dengan argumennya yang bilang kalo masalah ini Cuma masalah kebudayaan, karena kita orang timur, maka itu dianggap tabu, coba kalo tinggal di barat sana, almost every teenager does it. Katanya sih gitu.

Cuma menurut gwe, gwe berprinsip dengan apa yang Pencipta gwe bilang, kalo tubuh ini bait Allah, dan gwe gak boleh mencemarkannya dengan menggunakannya sesuka hati gwe.
Allah ingin anda menjadi Wanita yang Murni karena Allah ingin melindungimu dari konsekuensi yang diakibatkan ‘doing-that-thing’ sebelum pernikahan. Konsekuensinya bisa bersifat fisik, dan emosi,. Let’s go deeper.

Fisik.
Pernahkan kamu diam-diam membuka sebuah hadiah natal sebelum hari natal dan kemudian membungkusnya ulang, lalu meletakkannya di bawah pohon? Betapa menggetarkan dan menggairahkannya waktu anda melihat kejutan itu? Tetapi bagaimana dengan ‘hari istimewa’ waktu hadiah-hadiah itu seharusnya pertama kali dibuka? Hadiah itu tidak terlihat begitu istimewa karena hadiah itu sebelumnya telah dibuka untuk pertama kalinya. Kerinduan Allah adalah agar hadiah anda yang berharga diberikan pada seorang kekasih yang berkomitmen, yang akan membahagiakan, menjaga dan melindungimu dalam sebuah pernikahan.
Allah ingin melindungimu agar tidak kehilangan keperawananmu. Allah juga ingin melindungimu dari penyakit menular yang bukan hanya dapat mempengaruhimu, tapi juga pasangan hidupmu di masa mendatang.
Allah ingin melindungimu dari konsekuensi fisik yang negative akibat hubungan sebelum pernikahan. Dia ingin melindungimu agar kamu jangan berdosa terhadap tubuhmu.

Emosi.
Seorang wanita tidak dapat memisahkan emosinya dari keadaan fisiknya, Ketika pria menyentuh tubuhmu, ia juga akan menyentuh emosimu, Allah menciptakan anda demikian, dan Ia ingin menghindarkan hatimu agat tidak tercabik oleh pria manapun. Allah ingin melindungi anda dari kehancuran yang ditimbulkan oleh rasa tertuduh. Setan senang membuatmu sedih dan lelah, membuatmu merasa tidak berharga. Betapa Bapa rindu melindungi emosimu dengan aman dan menjagamu dari perasaan-perasaan yang mengancam keberadaan emosimu serta menghancurkannya.

Bagaimana seorang wanita dalam penantian menjaga kemurniannya?
Begitu seorang pria memiliki hati wanita, tubuh wanita itu tidaklah jauh di belakangnya. Inilah satu alasan Amsal 4:32 berkata, jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Untuk berjalan dalam kemurnian, seorang wanita dalam penantian harus pertama-tama menjaga kunci hatinya. Jangan biarkan hatimu terlalu mudah diserahkan. Untuk menjaga kunci hatimu, buatlah sebuah komitmen untuk mengatakan aku mencintaimu hanya pada orang yang anda kasihi dengan kasih yang berkomitmen, bukan suatu perasaan kasih yang biasa.

Langkah kedua yang dapat anda ambil untuk menjaga kemurnianmu adalah dengan menyimpan semua ciumanmu untuk pasangan hidupmu di masa mendatang. As we know, everything, starts from a kiss. Dan langkah ketiga adalah dengan menetapkan keputusan dan pilihanmu tentang apa yang akan dan tidak akan anda lakukan. Jangan menyusun segala ‘aturan dan standar’ mu sembari menjalani hubungan itu, emosi bisa sangat menipu. Anda harus membuat pilihan pilihan bijaksana sebelum debaran dan detakan jantung menjadi begitu keras sehingga anda tidak dapat mendengar dirimu sendiri berpikir.

Cara lain untuk melindungi kemurnian anda adalah untuk berjaga-jaga waktu anda mendengar kata-kata manis,. Jangan biarkan kalimat manis itu membuatmu menyerah.

Jadi di chapter ini intinya, jadilah seorang wanita yang menjaga kekudusannya. Menjaga tubuhnya selayaknya seorang putri menjaga kesucian dirinya. Seperti yang 1 Timotius 4 : 12 bilang, “jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda, jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetianmu, dan dalam kesucianmu”.



2 comments:

michelle said...

i like this!
Jangan menyusun segala ‘aturan dan standar’ mu sembari menjalani hubungan itu, emosi bisa sangat menipu. A
nda harus membuat pilihan pilihan bijaksana sebelum debaran dan detakan jantung menjadi begitu keras sehingga anda tidak dapat mendengar dirimu sendiri berpikir.

Jangan biarkan kalimat manis itu membuatmu menyerah.

hope you will pass the test well adikkuh sayanggg!!! : )

christine natalia said...

Jangan biarkan kalimat manis itu membuatmu menyerah.

:)

tengssssss dearest sister!! *cups..