10 April 2014

How could i not be?

Well, it’s been a while since I posted something on my blog.. huhu.. super tight schedule jadi bikin susah ngeblog… *gayaa bener* sometimes kangen masa-masa nganggur, kerjaannya bangun siang, nonton dvd, baca novel, baca buku, makan, tidur… Sekarang? Bangun pagi pulang malem :”)

Beberapa hari ini lagi up to date sama film-film bioskop *tumbenan*, kemaren itu nonton divergent, Son of God, dan captain America.. bolehlah tiga-tiganya lumayan kece filmnya. What I wanna talk about here adalah film Son of God, it was good. Gak sedramatisir dan se-wah Passion of the Christ sih, tapi di Son of God ini, message-nya sih dapet, filmnya juga lebih enteng dan gampang dicerna, tapi juga bikin jlebb di hati.

One of my favorite quotes di film ini adalah, ketika *agak lupa siapa* kayaknya Petrus ditanya sama orang farisi *kalau gak salah*, ‘why do you follow Him?’ dan Petrus menjawab ‘after all what I see, how could I not be?’. Beh… jawabannya kece banget si Opa Petrus ini..

His answer bikin gwe setelah nonton film itu termenung beberapa saat, iya ya… kalau kita udah ngalamin sendiri sama Tuhan, how loving He is, how great He is, udah pasti we become His follower. I always wondering, just as if I was born that moment, disaat Tuhan Yesus ada di dunia, kira-kira gwe bakal pro atau kontra ya sama Tuhan?

Back to the topic, hm, become a follower of Christ is not a status, not a title, but an experience, an encounter. Gak bisa tuh kita jadi pol-pol-an buat Tuhan kalau kita sendiri gak pernah ngalamin Dia secara personal, gak tau Dia kayak apa, mm lebih tepatnya gak ‘ngeh’ kalau He is our God, our beloved Best friend and Comforter.

Ngalamin? Apa sih maksudnya?

Ngalamin means, realizing that every little thing He gives to us is because He loves us so. Encountering Him means buka telinga kita wider, buka mata kita wider untuk menyadari kalau He loves us. When you know you are loved by the One who died for you, secara otomatis koq kita bakal ngikut Dia, secara otomatis kita bakal don’t wanna hurt His heart. That’s the power of Love. Love will sacrifice itself to see the happiness in someone we love. Kalau kita tahu Tuhan sayanggg banget sama kita, kita gak bakalan semena-mena sama hidup dan hati kita, karena kita tahu our values.

So, when someone asks you, why do you follow Christ? Can you answer them by saying ‘after all what I’ve been through with Him, how could I not be?’

0 comments: