30 May 2014

Securely wait.

Pernahkah kalian menunggu sesuatu yang gak kunjung datang, dan kalian mulai bosen, bingung mau ngapain, sampe akhirnya marah-marah menggerutu sendiri because the thing you're waiting for gak muncul-muncul. Sesimpel nunggu busway.... Zaman gwe masih harus bolak balik berputar-putar di Jakarta, busway jadi kendaraan terefektif (bukan terfavorit), karena emank murah, dan cepet (kalo lagi gak jam kerja). Tapi ada beberapa waktu, busway yang ditunggu gak kunjung dateng, asli... 1 menit, 2 menit, 5 menit, bahkan pernah sampe hampir 30 menit bus nya gak muncul. Sesek, panas, berpolusi, semua hal itu bikin emosi luar biasa.

Mari sejenak berpindah imajinasi ke masa ketika kita masih kecil, atau ketika kita menunggu sesuatu yang exciting. Kalau gwe, dulu gwe tipikal yang super excited kalau besoknya mau ngapain sama temen-temen, misalnya hari Senen gwe mau ke waterbom sama temen-temen sekelas, gwe bisa dari hari Minggu kesenengan sendiri, gak bisa tidur, besoknya gwe pagi-pagi gak bisa sarapan karena gwe terlalu seneng (atau norak) buat gak sabaran langsung cabs. But you know, menunggu dari hari Minggu ke Seninnya, gwe menunggu dengan penuh rasa seneng, penuh rasa excitement.

Bandingkan 2 jenis menunggu diatas......
Sama-sama in term of menunggu. Malahan menunggu versi bawah takes time longer daripada sekedar menunggu busway. Tapi menunggu versi bawah lebih menyenangkan daripada menunggu versi atas. Why?

Ditengah kesupersibukan gwe hari ini, tiba-tiba gwe kepikiran tentang ini, menunggu. Lalu gwe memutuskan untuk spend 5 minutes buat meluruskan kusutnya pikiran gwe tentang satu hal ini, menunggu. Apa yang menyebabkan kedua menunggu ini berbeda? Menurut gwe, karena menunggu versi pertama, kita gak dapet waktu yang tepat kapan buswaynya akan datang, beda cerita kalau kita tahu 'oh busnya bakalan dateng jam 7.10', ketika kita tahu waktu exactnya, kita akan merasa lebih, secure. Menunggu versi kedua kita tahu dengan jelas, Senin pagi bakal ke waterbom, jam 9 berangkat dari rumah. As simple as that.

Menunggu yang secure itu ketika kita tahu something we're waiting for memang akan tiba pada waktunya. Menunggu yang secure itu ketika kita tahu pada akhirnya penantian kita akan menyenangkan dan mengasyikan. Menunggu yang secure itu ketika kita secara tidak sadar, tidak menunggu. You know what i mean? Sembari menunggu hari Senin, selama Minggunya kita nonton televisi, jalan-jalan, shopping, dan pada akhirnya *jengjeng* udah hari Senin aja.

Well, if you're enjoying the season of waiting itu, then everything just fine. Dan balik lagi, ketika kita tahu the thing we're waiting for akan tiba tepat pada waktunya, we will wait with secure and excitement. If you're in moment of waiting something, nah sekarang ditantang deh tuh, kira-kira are we still able to wait securely even we don't know the exact time for the promises to happen? :)) But one thing we surely have to know, His Promises will surely come! Nah, sembari menunggu, mending yuk asik doing something good for God, for ourselves, for people around us. Doing something berguna instead of menggerutu dan ngeluh, kayak lagi nunggu busway.... mungkin bisa sambil ngobrol sama orang sebelah, atau baca novel.. then the wait is no longer tiring i guess. Hihi..

ps: post ini udah dibuat berminggu-minggu lalu, lupa dipost aja...

05 May 2014

Sunday updated: Re-charged

I always like Sundays, mungkin lebih tepatnya, i always like going to the Church every Sunday, berharap Tuhan ngomong sesuatu through sermon atau 'hanya' lewat His Presence during the praise and worship. Hari ini, lagi-lagi kotbahnya menusuk...... tau tentang apa? When God is silent, when He says NO, and when He seems too late. 

"Keadaanmu tidak selalu berhubungan dengan perasaan Tuhan terhadap kita". Seringkali ketika kita ngalamin banyak masalah, ngalamin stress, ngalamin musibah, kita berpikir itu karena mungkin kita abis ngelakuin dosa, then Tuhan marah, trus kita dihukum, makanya kita ngalamin masalah/musibah itu. But tonight, the preacher told us kalau, kadang Tuhan biarin duri dalam daging kita tetep ada, bukan sebagai hukuman, tapi emank ada maksud Tuhan disana.

Gwe baru ngeh sama ayat ini pas dibaca bareng-bareng pas kebaktian tadi...

Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. (2 Korintus 12:7-10)

Intinya, si Paulus berharap Tuhan mencabut duri dalam daging dia, tapi Tuhan bilang 'no', dan Tuhan bilang 'kasih karuniaKu cukup bagimu'. Pernah gak sih, ketemu orang yang udah dahsyat banget sama Tuhan tapi ada satu hal dalam diri dia atau keluarganya yang kayak 'duh sayang banget yaa...'.. Let say, si Asep, dia luar biasa banget, misi kemana-mana, cinta Tuhan banget deh pokoknya, tapi dia divonis sama dokter kena kanker stadium 4. As human, kita mikir 'duh, kenapa Tuhan gak sembuhin aja sih?, dia padahal udah segitunya sama Tuhan...'. We name it as thorn in flesh, but God name it 'My Grace is sufficient for you'. As Paulus said, justru dalam 'kelemahan' itu, kuasa Tuhan sempurna.... Susah masuk di akal logika yaa? :") Intinya, apaaa yang jadi masalah kita, apa yang jadi 'duri' kita, apa yang jadi beban kita..... percayalah kalau Tuhan pakai itu buat jadi saluran kemuliaan Tuhan dinyatakan.........

"Hari-hari kedepan, jangan buka celah untuk kecewa sama Tuhan". Jleb. Ini cukup menampar gwe personally. Fyi, gwe abis mm well boleh dibilang, beberapa waktu lalu sempet kecewa sama Tuhan, sempet ngambek, sempet merasa Tuhan pilih kasih, sempet merasa capeeeeeek sekali. Hm, bisa dibilang, dari semua aspek hidup gwe lagi ditarik kapasitasnya sama Tuhan, lagi digenjot, dipoles. Pekerjaan lagi sibuk-sibuknya, keluarga lagi yaaaaaaaaa begitulah, pelayanan lagi luar biasa :""), hati... lagi diperban (lagi dan lagi). Semuanya yang happen in one time bikin rasanya kayak dipress di oven panas. Abis malam-malam dimana gwe protes dan kesel sama Tuhan, lalu tahu sih, gwe yang salah... tau sih, i should see dari kacamatanya Tuhan dan tau all these things happen for my good. 

Dan tahu tidak, kita itu sebenernya dirancang buat gak boleh jauh-jauh dari Perancang kita. Kayak kalkulator yang pake sinar matahari buat nyala, kalau kita kelamaan jauh dari sinar matahari, then we're dying dan lama-lama beneran mati. Dan gwe sadar, all these busyness belakangan bikin gwe jarang spend time sama Tuhan, udah bolong-bolong mulu baca Alkitabnya, doa malem aja udah ngantuk banget dan males. Dan layaknya kalkulator itu, i'm dying... in the spirit. Bawaannya gak stabil, mau marah-marah mulu, gampang kecewa, gampang emosi, and you know what, itu semua karena gwe lagi jauh dari Source of Energy itu sendiri.

When all these things happen, ayoo buru-buru balik lagi sama Tuhan (i'm talking to myself) :") and, look back and remember betapa selama ini His Grace is really sufficient for us. Look back and see His Goodness di setiap jejak langkah kita. Then the most important thing, look at ourselves, look at our circumstances and be grateful. Beberapa waktu lalu sempet wawancara salah satu founder sebuah sekolah, and she said, her principle of life adalah 'mengucap syukurlah, itu yang membuat langkah kalian lebih ringan'. And yes, that's true.

So, apapun yang lagi kita alamin sekarang... seberat apapun, sama-sama belajar, buat put the Faith in our heart and mind kalau all things happen work for Good, jangan kecewa sama Tuhan hanya karena kita belom ngerti big planNya, dan jangan jauh-jauh dari Tuhan yuk :") as simple as just dengerin lagu rohani, close your eyes and sing it from your own mouth and heart, sesimple itu kita kayak ke re-charged lagi.

*a reminder for me*