09 August 2015

Role as a Church.

As a church, what's in your mind ketika melihat ribuan anak-anak muda di satu tempat besar?

Sometimes somehow, pas gwe lagi ada di kerumunan anak-anak muda di satu event, misalnya konser Hillsong atau Planetshakers gitu, pengen banget rasanya ada yang kotbah dan bilang 'kalian nggak boleh lagi ngerokok, nggak boleh lagi freesex, nggak boleh lagi mabok-mabokan karena your body is God's temple.' But you know what, beberapa waktu lalu pas lagi ngobrol sama temen gwe about LGBT, hypergrace (doktrin yang percaya keselamatan nggak bisa hilang, no matter what), dan issue-issue yang lagi hot-hotnya di gereja-gereja, we realized that somehow church's role is not to teach what is right and what is wrong.

Seringkali sebagai gereja kita hobi buat ngajarin apa yang salah apa yang bener. Mendidik jemaat untuk ikut doktrin ini, ikutin pemahaman yang ini, udah pokoknya ngikut aja ngerti nggak ngerti. Gereja hobi banget kekeuh buat suruh jemaat ikutin mana yang 'bener', dan buang jauh-jauh mana yang 'salah.' I'm not saying ini nggak tepat. But somehow yang tiba-tiba popped up in my heart, 

The main role of a church is to bring God's Presence to the room so people can experience personal encounter with God.

Percuma pendeta teriak-teriak di atas mimbar bilang kalau selingkuh itu dosa. Freesex itu dosa and so on. Yaa mungkin jemaat bakalan cuma merasa tertohok sesaat, tobat selama seminggu terus minggu depannya ngulangin hal yang sama. Itupun kalau jemaatnya yang agak 'bener', atau lebih parah sekalinya pendeta kotbah gitu, jemaatnya sakit hati dan nggak balik lagi ke gereja. Again, i'm not against that kind of sermon.

Tapi this what God reminds me, perannya gereja, perannya kita adalah untuk bawa hadirat Tuhan, being God's presence jadi Tuhan sendiri yang touch each person dan BOOOM! Repentance happens. Kadang kita terlalu fokus sama technically things and put aside the spiritual things. 

Percuma kita fokus sama doktrin ini itu, teori ini itu, teknik ini itu, program ini itu kalau kita gagal bawa hadirat Tuhan ke sekitar kita. Jemaat atau orang-orang nggak akan experience turning point kalau mereka gak ketemu langsung dan ngalamin Tuhan secara personal. This post is just a reminder for myself. Percuma kita berusaha kasih tahu seseorang mana salah mana bener kalau kita gagal jadi His Presence carrier. 

And as I write this post, this verse came to my mind,

"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya." (Mazmur 24:3-4a)

Kalau kita aja masih belom bersih tangannya dan murni hatinya, how can kita berharap orang-orang sekitar kita bisa ketemu Tuhan dan ngalamin Tuhan while kita gagal jadi His Presence carrier. Mostly people see what can be seen before they believe on the unseen. They see us as cerminannya Tuhan. 

'Orang Kristen kok kayak gitu?' kalau kita masih diginiin sama orang-orang sekitar. Buru-buru deh kita yang bertobat sebelum tanpa sadar keep people away from God Himself. So whoever you are, a worship leader, a singer, an event coordinator, a musician, atau belom pelayanan but you are a Christian. Remember that our main role is not teach people what should they do, but to be a God's Presence carrier. Because when there's His Presence, there's healing, there's repentance, there's miracle.


*currently listening to Covered - Planetshakers


0 comments: