09 February 2015

Taat saja.

Giving up on what most precious things in your heart never be easy, rasanya hancur hati super sangat. Dua hari lalu saya baru memutuskan untuk menyerahkan apa yang saya kasihi dan berharga dalam hidup saya. Intinya, karena satu dan lain hal saya memilih untuk sabbath sejenak dalam pelayanan.

Jumat Sabtu lalu, saya ikut Youth Leaders Camp dan sekaligus ngomong sama my leaders about my decision ini. Sedihnya gak karuan, nangisnya berliter-liter. Karena dua hari bersama mereka ini membuat gwe menyadari betapa gwe sayang sama komunitas ini, betapa gwe sayang sama orang-orangnya, betapa gwe bersyukur gwe pernah ketemu dan 'terjerat' di dalamnya. Hancur, banget. Bayangin harus menyerahkan sesuatu yang sangat berharga dan tentu melankolis gwe keluar, 'when will i meet them again?' karena tentu dengan gwe sabbath melayani, waktu ketemuan pun akan sangat berkurang.

Di saat lagi hancur hati, pas lagi devotion rame-rame Sabtu pagi, tiba-tiba gwe kayak diingetin tentang satu kisah, kisah Abraham menyerahkan Ishak untuk dikorbankan ke Tuhan. Ever imagined how Abraham felt that day? Ishak yang dia tunggu-tunggu sekian lama, yang sangat dia kasihi harus diserahin ke Tuhan, bukan karena maunya Abraham, tapi maunya Tuhan. Tiba-tiba gwe merasa sedang ada di posisi Abraham, harus menyerahkan apa yang berharga dalam hidup gwe. Sama kayak Abraham saat itu, gwe gak ngerti kenapa Tuhan biarin obstacles keep coming 'til i have to deal with this. Tapi the only thing required adalah cuma satu, obedience

Saat itu Abraham memilih untuk taat aja, meski dia gak ngerti, meski dia bingung kenapa Tuhan yang janjiin Ishak buat dia, eh Tuhan sendiri yang minta Ishak dari dia. Sama seperti Abraham, saat ini gwe akhirnya memilih untuk, yauda taat aja. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil :")

Tapi lihat ending-nya Abraham, pas dia taat sama Tuhan, Tuhan gak jadi suruh Abraham bunuh Ishak, sepersekian detik munculah jawaban dan Tuhan suruh stop karena Tuhan udah liat bukti ketaatan Abraham. Dan mungkin sama seperti kisah Abraham, gwe bakal melihat secercah jawaban itu. Kalau Abraham butuh sepersekian detik, mungkin waktu gwe jauh lebih beda, mungkin takes weeks, months, or idk, years. Tapi one thing for sure, apa yang saat ini gwe gak ngerti, one day gwe bakal ngerti the reason behind it.

If the similar thing goes to you, kalau somehow elo juga kayak disuruh giving up your precious things, sudahlah, taat saja... meski rasanya dunia hancur di depan mata. Fyi, selama 2 hari kemarin gwe nangis macam orang diputusin, melankolis tingkat akut gwe keluar, udah bodo amat diliatin sama cowok-cowok dan langsung di cap cengeng sama pengerja-pengerja yang baru, udah bodooo amat :"D Meski rasanya lo gak ngerti kenapa, sudahlah...... taat saja. 

*currently listening to God i look to You by Bethel Church*
This entry was posted in

06 February 2015

All about us

Di chapel staff pagi ini, cici supervisor gwe sedikit berbicara tentang.. Why God hates sins?


Karena dosa membuat manusia kabur dari Tuhan dan gak berani nyamperin Dia. Dosa Adam dan Hawa gak taat tentang pohon itu membuat Adam dan Hawa ngumpet pas Tuhan manggil mereka. 

It happens a lot to me, pas gwe bikin dosa, pasti gwe jadi mau lari jauh dari Tuhan, ngumpet jauh-jauh karena secara gak sadar gwe berasumsi kalau..... Tuhan udah gak sayang lagi sama gwe karena gwe bikin dosa. It happened beberapa waktu lalu saat gwe (lagi lagi lagi) jatuh dalam dosa, dan gwe kabur ke balkon rumah gwe, di pojokan yang gelap dan habis ujan gwe cuma ngumpet dan mewek because i feel unloved.

Dan tadi pagi cici boss gwe itu bilang tentang ini.... Tuhan benci dosa, karena dosa bikin anak-anakNya gak berani dateng sama Dia. Gwe tertegun, kaget dan terharu. Tiba-tiba gwe merasa how lovely God is. Bayangin, Dia benci dosa bukan karena dosa bisa mengurangi kemuliaan Dia, bukan karena dosa bikin nama Dia jelek di hadapan manusia, bukan tentang perkara menang atau kalah, bukan tentang Dia, tapi tentang kita.

Dosa jadi penghalang untuk kita ngadep ke Bapa, dosa jadi hambatan Tuhan gak bisa freely lagi sayang sama kita karena kitanya kabur mulu. Gwe, tipe pecinta anak kecil dan di kantor gwe ada satu anak yang gwe sayang banget, masih umur 1.5 tahun dan the happiest thing kalau lagi main sama dia adalah ketika dia lari ke gwe pas ada banyak orang, knowing she will be safe with me. Dan paling nyebelin kalau dia lagi asik main sama anak-anak lain terus gak mau gwe gendong. And i think the same feeling goes to God, Doi happy banget kalau kita kucluk-kucluk ke Tuhan telling Him everything dan Dia sebel kalau kita, karena dosa, jadi gak mau ke Dia. That's why He hates sins.

Wow. This revelation amazed me this morning. 

Tuhan benci dosa bukan karena merasa keagunganNya sirna dan ternodai. Tuhan benci dosa karena kita. It's all about us. 

Sore ini gwe tiba-tiba keinget lagu 'You are my hiding place' nya Selah. Dan lagi gwe denger, gwe ngerti sekarang kenapa Daud suka banget bilang, God, You are my hiding place. Karena Daud (dan Tuhan tentunya) mau ketika kita pengen lari jauh dari Tuhan, justru kita ngumpetnya sama Dia. :")

*now playing 10.000 reasons by Matt Redman*

05 February 2015

Child's Likeness

Semua peraturan diciptakan Tuhan untuk sesuatu yang baik, everything happens for a reason they say.

Demikian juga dengan alasan kenapa Tuhan melarang Adam dan Hawa untuk makanin pohon pengetahuan yang baik dan jahat itu. Setelah barusan chapel staff di kantor gwe, salah satu orang yang adalah lulusan theologia mulai mengutarakan pendapatnya tentang pembahasan 'keselamatan' (berat ya cyin topiknya). and you know what... bahasanya super super super tinggi cyin~ gwe bahkan gak ngerti maksud pertanyaan dia apa dengan segala istilah theologia yang dia pelajarin yang bikin gwe (dan ternyata beberapa orang lainnya) memilih untuk main handphone aja.

Sementara gwe, demennya yang bahasa cetek-cetek, apalagi lagi baca buku WOW Faith-nya Marilyn Hickey tentang Faith Childlike dimana kita diajarin untuk punya iman kayak anak kecil, balik lagi di masa-masa kita percaya sama Tuhan, taat sama Tuhan like a child yang simply percaya aja sama bokapnya even pas lagi main dilempar-lempar. Pasti pernah kan liat anak kecil yang dilempar tinggi-tinggi sama bokapnya trus di catch lagi. Anak itu pas dilempar gak teriak-teriak bilang 'papi! kemungkinan papi tangkep aku berapa persen? papi! aku kalau jatoh nanti gimana?' and all those super complicated things. No, the kid just enjoy the fun. 

Dan sembari mendengar pendapat temen gwe itu tentang berapa persentasi apalah, bagaimana orang bisa hilang keselamatan lah, dan apapun itu, gwe jadi somehow tertegun dan hmm... 'that's why Tuhan mungkin saat itu gak mau Adam dan Hawa makanin buah dari pohon itu karena ketika mereka makan, mereka jadi semakin banyak tahu tentang banyak hal yang sebenernya.... merepotkan mereka sendiri'

Human gets complicated by the things their own mind make.

Karya Tuhan yang paling keren bahwa Doi menyelamatkan umat manusia yang berdosa, dari kubangan lumpur dibalikin identitas nya jadi seorang anak. Titik. Harusnya cuma sampai sana, tapi manusia yang gak suka kesimpelan itu bikin ratusan teori tentang harusnya Tuhan begini, harusnya manusia begini, gimana kalau begini, gimana kalau begitu, apakah bisa begini dan begitu. 

I think, kenapa Tuhan bilang anak kecil yang empunya Kerajaan Sorga adalah karena anak-anak kecil ini gak memusingkan diri dengan segala teori, dengan segala kemungkinan, dengan segala alasan. Kalau mereka percaya, mereka 100 persen percaya, kalau mereka sayang, mereka menyayangi dengan tulus. Kayak ketika anak itu percaya ayahnya akan tangkep dia meskipun dilempar jauh ke atas dan dia gak bakal end up terkapar di rumah sakit. As simple as a child's faith to their father, that's how we should respon to God and His amazing things.

*currently listening to Engkaulah kekuatanku by CWP*