17 March 2015

24/7 friendzoned.

Ada teman yang bisanya diajak senang-senang saja, ada teman yang will always be there when you have tough times. Kadang mereka bukan orang yang sama, dan tak apa. Do not demanding and comparing. Enjoy and cherish the moments.

Semalam saya randomly posted in my path yang ternyata dapat respon yang kocak, beberapa sangat setuju, ada juga yang lagi berpikir hal yang sama. 
Pikiran tersebut tercuat di benak saya setelah saya menghabiskan malam saya bersama dua orang teman saya yang sudah lama sekali kami tidak bersua. Tapi malam itu, saya dan salah satu diantaranya malah saling curhat sambil bertetesan air mata, padahal kami lama tidak berjumpa dan ngobrol. We end up saling mengencourage satu sama lain, mendukung satu sama lain.

Saya sudah lama jarang berkoneksi dengan teman-teman yang beberapa waktu lalu ada di inner circle saya, belakangan saya asik bercanda tawa dengan teman-teman dari lingkungan yang lain. Kemarin saya menyadari bahwa, kadang teman untuk bersenang-senang berbeda dengan teman untuk berurai air mata, dan itu tidak apa-apa.

Banyak orang yang menuntut, kenapa si A hanya ada di saat saya senang-senang dan tidak ada di saat saya sedih? Tanpa sadar ia melupakan si B yang selalu ada di saat ia sedih tapi dilupakan karena ketika ia senang-senang, ia hanya mengajak si A. Apakah itu membuat si A disebut teman, dan si B bukan teman, atau sebaliknya?

Sewaktu saya SMA dulu, saya punya satu orang teman dimana saya akan selalu duduk di samping dia kalau saya bete. Tidak banyak yang kami lakukan, saya hanya merasa nyaman di dekat dia kalau saya sedang sedih dan bete. Dia tidak pernah marah-marah dan bilang 'koq luu cuma pas sedih doank dateng ke gwe?', dia tidak pernah bilang begitu. Ketika saya sedang ingin tertawa terbahak-bahak, saya jarang datang ke dia, karena dia pendiam. Tapi itu tidak membuat pertemanan kami renggang, we just enjoy and cherish the moment.

Menurut saya, orang-orang sekarang terlalu menuntut ini dan itu, menuntut yang namanya 'teman' harus ada 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Broh, please. Untuk kalian yang merasa didatangi hanya ketika 'teman' kalian sedih dan punya masalah, anggap saja itu sebagai keuntungan dan pujian, berarti secara tidak sadar kalian memiliki gift untuk menenangkan mereka. Untuk kalian yang merasa ditemani hanya ketika happy-happy dan 'teman' kalian itu tidak ada di saat kalian sedih, coba buka mata lebih lebar, pasti ada segelintir orang yang sebenarnya selalu menawarkan bantuan di saat kamu sedih, tapi pandangan kamu selalu terfokus dengan orang-orang lain.
Sadarilah bahwa kadang, mereka orang yang berbeda. Ada teman yang 'tugasnya' hanya membawa keceriaan di hidup kamu, ada teman yang 'tugasnya' menenangkan ketika kamu sedih, semuanya teman. Just enjoy, cherish every moment. Bersyukurlah masih punya teman di musim-musim tersebut, and remember to not take them for granted

12 March 2015

Wonderfully complex

"Loe lagi kenapa sih emanknya?" tanya Marsya langsung tanpa basa-basi kepada sahabatnya itu ketika mereka janjian bertemu di sebuah cafe setelah sekian lama tidak bersua.
"Emanknya kenapa?" 
"You look, weary... Your posting di sosmed, i know you're not okay.."
"Hm, you know me so well. Hm, well... I even don't know what happen to me." Keyla menghela nafas panjang, menyeruput hot chocolate yang ada di depannya, sambil memandang ke sekeliling cafe yang pagi ini masih sepi. 

"Kadang gwe berpikir, i'm not worth loving. When someone loves me so much, my human desire is to run away, to unconsciously hurt him by doubting his love." lanjutnya.
"Why?"
"I don't know. To test him if he really means everything he said?"
"And have you found the answer? He loves you so much, doesn't he?"
"Hm.. ya."

"Hati-hati, jangan terus berlari karena tahu akan dikejar. Jangan membiarkan keragu-raguan menguasai hati dan pikiran elo padahal elo tau the truth. The truth that, he loves you so much with all his heart. He is willing to give the best for you. He doesn't care what you did, he doesn't care how much you have wronged, he never blames you, he never records your mistake. He loves you so much Key.. What makes you doubt him?
".... i don't know. Because his love too perfect for me. It's nonsense. Because somehow i feel, unworthy, unloving."
"That's only in your mind. Your mind is the enemy of his love, because his love is simply illogical." 
".. gitu ya?"

Marsya tersenyum lembut. Sembari memakan hazelnut cookies yang ia pesan di cafe, ia memeluk sahabatnya itu, membiarkan tetesan air mata Keyla menetes di blouse pink yang ia kenakan. 

"Jadi sekarang, jangan lari lagi ya. Don't doubt, just believe. We all once were unworthy and unloving yet now we are worth loving. Believe in his love, despite all your doubt, your weakness, you imperfectness, he loves you so much Key"

05 March 2015

Tentang perpisahan.

Salah seorang teman sempat mengutarakan pendapatnya mengenai sesuatu hal yang menurut saya, pasti akan terjadi. 'Gwe gak percaya perpisahan.. hanya musim yang berganti :) Jadi jangan terlalu galau, kalau gak ingin berpisah ya jangan ucapkan selamat tinggal..' Terdengar bijak? Tidak menurut saya. 

Saya seorang yang, hm, melankolis enough untuk mengakui bahwa setiap pertemuan tercipta sepasang dengan perpisahan. Menurut saya, orang yang tidak percaya atau tidak mau percaya tentang perpisahan hanyalah orang yang tidak berani mengakui bahwa perpisahan itu ada, dan memang menyakitkan. Semakin mendeny, semakin terasa pedihnya berpisah. hah~

Ceritanya, saya sudah terlalu nyaman mungkin di kantor saya yang sekarang, pertemanan yang gila, lingkungan kerja yang kondusif dan dua diantara kami beberapa waktu lalu resign untuk alasan mereka masing-masing. Dan saya pun ternyata akan menyusul mereka untuk resign dan akhir bulan nanti pindah ke kantor baru, pertemanan yang baru, lingkungan yang baru. Bersama mereka tidak ada hari tanpa tawa, membayangkan perpisahan ada di depan mata, rasanya... sedih.

Belum lagi keputusan saya beberapa waktu lalu untuk sabbath dari pelayanan membuat saya merasa..... left behind dari pergaulan dan persaudaraan yang terjalin di komunitas itu sementara saya semakin berjarak dengan mereka. Ya, mungkin hanya perasaan saja. Tapi, sedikit banyak mempengaruhi pikiran dan hati.

Lalu semalam, out of nowhere tiba-tiba saya terlibat pembicaraan cukup dalam dengan seseorang dan saya sedikit curhat tentang apa yang terlintas di benak saya, tentang perpisahan dan rasa sendiri.

'People come and go, the one who cares will stay..'
'But, it's just depressing somehow when the circumstances try to convince you that there's no one who stays..'
'I stay, whenever you need me, you will find me..'
'Hidup kita masih muda, masih panjang untuk melihat dunia, kamu harus ngerti kadang kita harus berjuang untuk diri kita sendiri. Jangan takut melangkah kemanapun, jangan takut kehilangan siapapun. You are created to be great..' lanjutnya.

Saya tertegun sejenak, sedikit berkaca-kaca (blame on the pms syndrome). Sendiri itu memang tidak enak, meninggalkan zona aman memang tidak nyaman. Namun jika kamu bertahan hanya karena rasa takut untuk mencoba dunia luar, bukankah sayang untuk menghabiskan waktu hanya di kubangan yang sama. Pada satu waktu, memang kita akan merasa sendirian dan kesepian, tapi justru ketika kita berhasil melewati masa-masa itu dengan baik-baik saja, disanalah kita akan menyadari bahwa, we're growing stronger :")

Ah, dan satu lagi. Ketika kamu sedang merasa sendiri, kadang sebenarnya kamu tidak benar-benar sendiri. Ada sosok diluar sana yang ternyata diam-diam memperhatikan gerak-gerikmu, mendoakan bahwa kamu baik-baik saja dan dengan setia akan tetap ada disana saat kamu (akhirnya) mencari seseorang untuk melepas kepenatan (hati).