30 April 2015

Tentang hati (yang tersakiti)

These days i'm facing lots of broken hearted people, i see many relationships broke up and leave me wondering what is actually happening with people nowadays.

Semalam out of topic, saya nyeletuk 'lo masih kan sama cewek lo?' ke seorang teman yang sudah lama tidak saya jumpai dan kita termasuk teman main yang cukup dekat. Dan keheningan dia dalam 3 detik sebelum menjawab apa-apa sudah menjawab semuanya. Saya langsung menarik kursi, mengurungkan niat untuk pulang walaupun sudah pukul 9 malam dan langsung menginterogasinya.

Singkat cerita hubungan yang dia dan (mantan) pacarnya selama bertahun-tahun kandas, karena pacarnya, selingkuh. Dalam hati, saya menarik nafas panjang karena ini adalah cerita perselingkuhan kedua yang saya dengar dalam bulan ini. Teman saya bercerita panjang dan lebar dan saya hanya bisa ternganga lebar sambil berkata 'lo sih gila.. gilaa..' Bukan gila dalam artian negatif, tapi saya sungguh terperangah akan bagaimana dia berespon, bagaimana cinta sungguh-sungguh ada, bagaimana seseorang yang telah disakiti, telah 'dimanfaatkan' selama ini, masih peduli dan perhatian kepada si (mantan) pacar yang setelah 'ketahuan' berselingkuh, masih minta tolong ini dan itu, dan teman saya masih meladeninya. 'Lo sih gila, udah diginiin lo masih begitu baik..' saya dan teman saya yang lain berulang kali berkata seperti itu ke dia. Dia terdiam, hanya bisa tersenyum tipis. Dan tiba-tiba saya teringat satu ayat, 'Love covers all sins.' Saya pikir selama ini itu hanyalah sebuah kata kerja dan kata sifat yang dimiliki oleh Tuhan Yesus seorang, tidak ada di manusia.

Teman saya yang baru patah hati ini semalam memberikan begitu banyak insight baru tentang sebuah hubungan yang sejati. Hubungan yang sejati harus dilandasi dua orang yang punya kesepakatan untuk berjalan bersama menuju satu visi. Kalau visinya sudah berbeda, jangan harap sebuah hubungan akan mulus. Hubungan yang sejati harus dilandasi kesetiaan, ketika yang satu jatuh, yang satu harus setia mendampingi, bukannya meninggalkan dan mencari kesenangan di orang lain.

Dia sempat bercerita singkat ketika ia bersama (mantan) pacarnya itu, godaan untuk berselingkuh pun tetap ada dan pernah ada satu kesempatan itu datang, dan dia langsung menutup matanya dan kembali ke jalan yang benar. Dia bilang, 'pas waktu godaan selingkuh itu datang, gwe langsung inget (mantan) pacar gwe ini, kenapa waktu itu gwe mau sama (mantan) pacar gwe ini dan gwe udah berkomitmen sama dia.'

It left me nganga untuk keberapa kalinya. Gila, cowok kayak gini so limited. Dan gwe iseng nanya, 'Did you regret it? Setelah sekarang lo diselingkuhin, lo nyesel dulu lo gak selingkuh?' dan dia jawab dengan tegas, 'nope.' yang bikin gwe lagi-lagi nganga sambil applause.

Bukan berarti gwe nyuruh orang selingkuh sebelum diselingkuhin, tapi beberapa waktu lalu temen saya yang lain juga cerita bagaimana ia diselingkuhin dan ia mengaku menyesal kenapa selama ini ia sangat menjaga hubungannya dengan nggak lirik sana-sini padahal ketika ia pacaran, masih banyak pria yang mendekatinya. She regrets that she was so faithful to her ex. Berbeda dengan si teman saya itu, teman saya yang ini tidak menyesal pernah setia.

Yeah, sekarang dia sedang belajar untuk move on, sedang belajar untuk tidak lagi peduli, sedang belajar untuk menyembuhkan hatinya. Dan semalam saya belajar sangat banyak tentang yang namanya cinta, dan sebuah hubungan.

Saya belajar bahwa cinta yang sejati sesungguhnya masih ada.
Saya belajar bahwa 'love covers all sins' ternyata bukan hanya sifat Tuhan Yesus, tapi kita juga harus memilikinya.
Saya belajar bahwa tidak semua orang yang disakiti akan membalas untuk menyakiti.
Saya belajar bahwa tidak semua pria itu, playboy dan apa yang orang bilang, brengsek.
Saya belajar bahwa kesetiaan itu bukan hanya tercermin diluar, tapi harus menjadi prinsip di dalam hati.
Saya belajar bahwa dalam sebuah hubungan, perhatian dan kasih sayang itu gampang diobral, tapi ketika dia mengeluarkan materinya untuk kamu, itu berarti dia serius. (teman saya ini mengeluarkan puluhan juta lebih untuk membiayai (mantan) pacarnya ini)
Saya belajar bahwa tidak semua hubungan berhasil, tapi ketika gagal pun, jangan pernah berhenti untuk mencari yang terbaik. Jangan trauma, jangan tawar hati.
Saya belajar bahwa kesetiaan tidak akan pernah sia-sia, jangan menyesal ketika kamu pernah setia dan disakiti. Akan ada masanya kesetiaan itu berubah menjadi sesuatu yang berakhir indah.
Saya belajar bahwa mungkin ini rencana si jahat untuk membuat kasih semakin dingin, untuk membuat orang tidak lagi percaya cinta dan menyalahgunakannya untuk kesenangan semata.

Di akhir pembicaraan kami semalam,. saya dan teman saya yang lain nyeletuk ke the broken heart guy ini, 'abis ini jangan jadi cowok brengsek ya! jangan jadi gay juga!' dan kami semua tertawa terbahak-bahak dan saya hanya menepuk punggungnya, memberi semangat in boys style. :"D

16 April 2015

Empathy.

Keluar dari kerjaan yang cuma 5 menit dari rumah dan berganti jadi 2 sampai 2.5 jam setiap harinya ke kantor memang bukan hal yang hm, menyenangkan dan menenangkan. But somehow, it becomes a life course. Ketika loe harus menempuh perjalanan yang super panjang dari Karawaci ke Kuningan dan sebaliknya, you'll meet a lot of things yang bisa dijadikan hm, pelajaran hidup.

Kemarin pagi, pas gwe lagi naik 66. Seperti biasa ada pengamen, banyak tepatnya, yang gantian masuk ke bus buat mencari sesuap nasi dan sepuntung rokok. Kali ini, bapak-bapak yang main harmonika. Gwe beberapa kali liat doi dan gwe berpikir untuk ngasih duit apa engga since giving money to pengamen being a controversy thing. Setelah beberapa detik, akhirnya gwe keluarin gopek-an dan gwe kasih ke dia.

Pas pulang, again gwe naik 66. Pas lagi macet, tiba-tiba supirnya teriak ke si kenek, 'woy kasih goceng nih ke dia!' kira-kira si pak supir teriak kayak gitu ke keneknya dengan suara super kenceng yang bikin penasaran, mau kasih ke siapa sih nih supir? Terus gwe dan beberapa penumpang (kepo) lainnya ngintip ke luar bus, penasaran siapa yang bakal 'beruntung' dapet gocengnya.

Dan ternyata lewat bapak-bapak kinda tua, bawa kayak dorongan yang ditidurin sama anaknya (karena gwe ngintip jadi rada gak jelas kondisi mereka), but one thing for sure, gile si supir ini suruh ngasih goceng dengan gak mikir sama sekali, while me, mau ngasih gopek aja pake mikir dulu 'ini bapaknya kalau dikasih malah jadi makin kebiasaan gak sih...'

Semalem gwe liat gambar yang cukup menarik di path, 'saya memberi bukan berarti saya kaya, tapi saya tahu rasanya saat tidak punya.'

Hm, maybe we should develop that kind of, most humanity trait, empathy.


07 April 2015

The pattern of lie

The biggest depression is when I can't feel God's presence
The biggest lie is, satan telling me that happen because He doesn't love me
The biggest weapon of satan is making me so lazy to read the Bible and the Truth in it,
because,
It's the only way I can resist the temptation and back to His presence

See the pattern?

Beberapa waktu lalu di kebaktian, ada seorang pendeta yang berkotbah tentang Sabbath, most Christian people here apalagi yang dalam naungan GBI, :p we all know kita lagi memasuki tahun Sabbath, tahun dimana kita harus rest sama Tuhan, cuma ngandelin Tuhan. But you know what, tahun Sabbath itu juga tahun peperangan rohani, pendeta itu ngingetin gitu.

Dia kasih tau gimana waktu Yesus berpuasa ke padang gurun, Dia kesana untuk cuma cari Tuhan dan ngandelin Tuhan, waktu itu Yesus gak ngapa-ngapain selain cari Tuhan dan hal itu disebut juga sebagai Sabbath. Dan tahu apa yang terjadi, iblis dateng buat nyobain dan godain Yesus. Inget apa yang Yesus lakuin buat ngusir? Dia ngusir pake ayat-ayat Firman dan akhirnya iblis nyerah dan pergi.

Belakangan ini saya sedang merasa sering digodain iblis dalam banyak hal, emosi, pikiran, perasaan, semua digodok buat dibawa jauh sama Tuhan. Dan secara fisik, jadi mallleeees banget baca Alkitab. You know that~ Kalau lagi 'jauh' dari Tuhan, pengennya ngejauh juga dari Alkitab, gereja, dan lain sebagainya kan. Dan *jleb*, all these make sense. Melalui pendeta itu gwe diingetin satu pola cara kerjanya iblis yang gampang banget bikin kita tumbang. 

Pertama bikin kita merasa kesel, emosi, kecewa dan depresi sama Tuhan, terus si jelek itu bilang kalau that happen because Tuhan gak peduli sama kita, kita kebanyakan dosa or whatever terus kita jadi males baca kebenaran dan voila~ kita makin jauhhh jauhhh jauhhh dari Tuhan. 

While sebenernya yang kita butuhin adalah whatever the situation is, keep pursuing God. Kayak Yesus pas di padang gurun dan puasa, Dia super kelaperan dan iblis ngegoda dengan suruh ubah batu jadi roti. mungkin saat itu pake tambahan 'Tuh, Bapa gak peduli sama lu Sus, sana bikin roti aja sendiri, kan lu jago bikin mukjizat' Bayangin kalau saat itu Yesus jadi super melankolis trus galau 'iya ya, buktinya gwe dibiarin lama gini dan kelaperan' trus Dia ngubah batu jadi roti. Duh~ gak kebayang ada dimana kita saat ini.

Tapi engga, Yesus keep on the track, tetep gak peduli sama ocehan si iblis dan bahkan dilawan pake Firman Tuhan. Bayangin kalau waktu kita digodain iblis, kita gak punya senjata buat lawan mereka, alias gak punya Firman Tuhan di hati kita, ya wassalam~

So, i'm not saying i'm the best in this kind of thing. Tapi yuk sama-sama juga balik sama Tuhan wherever we are now. Alkitab di samping ranjang yang udah berbulan-bulan gak disentuh, yuk mari malem ini coba dibaca. I think God long to speak to you tonight. 

For God so in love with you that He gave His beloved only Son to redeem you, who TRUST in Him. So you no longer be a slave of sin, no longer slave of fear but a child of the Most High and you will love with Him, forever and ever. (John 3:16 My Version :p)

Happy Passover!

02 April 2015

#lifeupdate

So here I am, took a major decision in my career path, brace myself to leave all my comfortability behind. Crazy best colleagues, 5-minutes-only distance from my house to office, supportive ambience of working place. Sometimes thoughts coming in whether it is a right choice or what, but hey, Einstein once said 'a ship is always safe at shore, but it is not what its built for'. So here I am, ready to face the raging sea of this exciting new journey (and traffic). Ganbatte ne! -@msteeteen

Iya, ceritanya beberapa waktu lalu saya mengambil langkah yang cukup tangguh dan besar untuk pindah kerja, dari kantoran yang cuma beda 5 menit dari rumah, masuk jam 8, saya bangun jam 7.30 keluar dari rumah jam 7.50. Sekarang saya harus bangun jam 5 pagi dan jam 6 pagi udah nangkring di bus menuju Kuningan :")

Meninggalkan comfort zone itu bener-bener susah cyin. Baru seminggu di tempat baru ini, udah kebayang-bayang betapa enaknya di kantor yang lama, betapa asiknya temen-temen yang dulu, betapa gak harus sesusah ini. Tapi apa daya if your deepest heart knows you have to leave all the comfortability behind in order to let God do more amazing things in you and through you. 

Jadi, disinilah saya sekarang, just enjoy everything and looking forward to what God will do. Semangat!


This entry was posted in